PURBALINGGA – Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga menggandeng beberapa kampus untuk meningkatkan indeks SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Masukan para akademisi dibutuhkan agar penerapan SPBE di Kabupaten Purbalingga bisa dilakukan dengan komprehensif demi kepentingan seluruh elemen masyarakat.
Dalam sambutannya pada acara Sharing Penerapan SPBE Selasa (7/3/2023) di media center Dinkominfo, Kepala Dinkominfo Purbalingga, Dra. Jiah Palupi Twihantarti, MM mengatakan, Dinkominfo Purbalingga sebagai leading sector SPBE di Kabupaten Purbalingga serius untuk mempertahankan bahkan meningkatkan SPBE di Kabupaten Purbalingga. Salah satu upayanya adalah melibatkan dunia kampus sebagai Dewan Teknologi dan Informasi (TIK).
“Kami mengharapkan masukan dari akademisi agar indikator-indikator SPBE bisa kami lengkapi menuju peningkatan,” katanya.
Sebagai informasi, indeks SPBE Purbalingga di tahun 2022 adalah 3,2 dan merupakan kategori baik. Indeks tersebut meningkat dari tahun-tahun sebelumnya dan Dinkominfo Purbalingga mentargetkan di tahun 2023 indeks SPBE naik menjadi 3,5. “Di tahun ini kami targetkan naik menjadi 3,5.” ujarnya.
Akademi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Dr. Mulki Indana Zulfa menyampaikan beberapa saran teknis salah satunya memahami layanan internal dan eksternal SPBE. Hal tersebut berguna agar masyarakat luas juga bisa mengakses manfaat dari adanya SPBE yang ada di Kabupaten Purbalingga.
“Jenis layanannya apa saja yang bisa diakses oleh masyarakat luas. Kemudian semua juga harus terintegrasi misalnya server ditempatkan pada satu kantor saja,” tuturnya.
Kesiapan akademisi mendampingi Purbalingga dalam penerapan SPBE. Seperti yang disampaikan Prasetyo AJi dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang juga merupakan aktivis digital forensic. Dia siap memberikan dan berbagi ilmu terkait keamanan digital yang merupakan spesialisasi darinya.
“Khususnya pada keamanan digital. Kami akan damping dari sisi tersebut,” ujarnya.
Sustainability atau berkelanjutan dari SPBE dengan segala indikator menjadi perhatian dari para akademisi yang hadir. Setidaknya hal itu yang terlontar dari dosen ITB-MP (Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga, Aji Priambodo. Infrastruktur digital harus dibarengi dengan SDM yang mumpuni sehingga pengelolaan akan terus berlanjut.
“Jangan sampai kalau kita sudah bangun aplikasi atau infrastruktur digital yang ada, tapi SDM-nya tidak ada maka itu akan terbengkalai,” pungkasnya. (LL/KOminfo).